Jumat, 07 September 2018

BAB V. LAPORAN AKHIR PKN XXIII POSKO X 2018


BAB V
REALISASI DAN EVALUASI PROGRAM
A.      Perencanaan
 Beberapa rencana program yang telah disusun bersama Peserta PKN dan Pengasuh serta Dewan Pengasuh ada sekitar Delapan program yang menjadi skala prioritas yang akan dilaksanakan, ada bermacam-macam kategori program yang direncanakan bersama Pengasuh, Dewan Pengasuh dan peserta PKN yang memiliki kaitan terhadap permasalahan-permasalahan dan menjadikan  program tersebut sebagai suatu solusi adapun  program yang Delapan tersebut  adalah:
1.   Manajemen Pesantren dan Lembaga.
2.   cara cepat membaca kitab kuning
3.   Tartilul Qur’an
4.   Bela Diri (Pasopati)
5.   Kaligrafi
6.   Musik Rebana (Hadrah Al Banjari)
7.   Pembuatan Tempat Sampah Pondok, Papan Nama Pondok, Bank Data, Struktur, Pembuatan Pagar Pasarean , Pembuatan denah Arah Pondok, pembuatan Aksara tentang Kebersihan.
8.   Lomba Menggali Potensi Santri/Siswa Sekaligus Pengajian Umum.
B.       Pelaksanaan
1.         Managemen Pesantren dan Lembaga Dibawahnya
Kata manajemen pesantren berasal dari bahasa yaitu management yang dikembangkan dari kata to manage, yang artinya mengatur atau mengelola.
sedangkan secara Termenologis menurut Davis (1976,hal.2) yang di kutip oleh mede pidarta terbagi kepada manajemen sebagai peranan dan manajemen sebagai tugas, hal ini memberi jalan untuk membedakan kedua istilah itu. Menejemen sebagai tugas ialah melaksanakan Fungsi-Fungsi menejemen, sementara itu salah satu menejemen sebagai peranan di sebutkanperan administrasi Eksekutif.
Peserta PKN Ke XXIII Berbasis PAR IAI Al-Kahairat Pamekasan kelompok X Telah Mengangkat Program Manajemen Pesantren atau Lembaga, program ini adalah program Unggulan kami yang mana program ini kami menemukan dari hasil observasi di Pondok Pesantren Miftahul Ulum dan juga merupakan permintaan khusus dari dewan pengasuh ingin membenahi dan melengkapi Administrasi pesantren maupun Lembaga, dengan adanya prgram ini pihak Pondok Pesantren sangat berapresiasi terhadap apa yang dilaksanan oleh peserta PKN karena memang sudah sepantasnya Pondok Pesantren yang sudah agak lama berdiri memiliki manajeman yang jelas.
2.         Cara Cepat Baca Kitab Kuning          
Sejak tumbuhnya pesantren, pengajaran kitab-kitab klasik diberikan sebagai upaya untuk meneruskan tujuan utama pesantren yaitu mendidik calon-calon ulama’ yang setia terhadap paham Islam tradisional. Karena itu kitab-kitab Islam klasik merupakan bagian integral dari nilai dan paham pesantren yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Penyebutan kitab-kitab Islam klasik di dunia pesantren lebih populer dengan sebutan “kitab kuning”, tetapi asal usul istilah ini belum diketahui secara pasti. Mungkin penyebutan istilah tersebut guna membatasi dengan tahun karangan atau disebabkan warna kertas dari kitab tersebut berwarna kuning, tetapi argumentasi ini kurang tepat sebab pada saat ini kitab-kitab Islam klasik sudah banyak dicetak dengan kertas putih.
Kitab-kitab Islam klasik adalah kepustakaan dan pegangan para Kyai di pesantren. Keberadaannya tidaklah dapat dipisahkan dengan Kyai di pesantren. Kitab-kitab Islam klasik merupakan modifikasi nilai-nilai ajaran Islam, sedangkan Kyai merupakan personifikasi dari nilai-nilai itu. Di sisi lain keharusan Kyai di samping tumbuh disebabkan kekuatan-kekuatan mistik yang juga karena kemampuannya menguasai kitab-kitab Islam klasik.
Dengan demikian, pengajaran kitab-kitab Islam klasik merupakan hal utama di pesantren guna mencetak alumnus yang menguasai pengetahuan tentang Islam bahkan diharapkan di antaranya dapat menjadi Kyai.
Maka dari itu Kmi selaku Peserta PKN Kelompok X mengadakan program yang Sehubungan dengan salah satu hasil dari wawancara dengan Dewan Pengasuh, yang mengatakan bahwa santri yang ada di Pondok ini masih minim sekali pemahamannya terhadap membaca kitab kuning, maka  Dalam program ini kami menghidupkan program Baca kitab yang asalnya ini memang keinginan dewan pengasuh namun belum terealisasi, untuk itu kami berinisiatif untuk melaksanaknnya dan program ini diberi nama “NUBDAH”  Adapun kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 01 Agusus 2018 setiap Malam saat Jam Belajar.
3.         Tartilul Qur’an
IMG_20180801_182230Al-qur’an merupakan ilmu yang wajib dipelajari dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan menuju hidup yang sempurna. Salah satu termasuk keahlian dan kewajiban seorang santri paham dalam membaca al-Qur’an dengan baik dan sempurna, karena sangat miris sekali apabila alumni pondok pesantren lemah dalam membaca Al-Qur’an.
Untuk itu kami dalam sosialisasi perumusan program PKN dengan dewan pengasuh untuk mengadakan program Baca Al-Qur’an meliputi; pemahaman Maharijul Khuruf, Lagu-lagu tartil dan Ilmu Tajwid yang dilaksanakan setiap selesai shalat Magrib dan dilanjutkan setelah Isya’ saat Jam Belajar sebagai salah satu Program Peserta PKN.
4.         Bela Diri (Pasopati)
20180729_22242620180729_222457Menteri Agama, Suryadharma Ali mengatakan pencak silat akan menjadi bagian dari pembelajaran wajib di madrasah dan Pondok Pesantren seluruh Indonesia dalam satu tahun ke depan. Pasalnya, saat ini pencak silat yang merupakan unsur bela diri tradisional bangsa tidak banyak dipelajari anak muda Indonesia dan lebih memilih seni bela diri dari luar negeri.
“Dalam tradisi yang berkembang, pencak silat bukan hanya mengajarkan seni dan beladiri saja, namun juga penguatan akhlak anak didik,” ujarnya dalam acara peluncuran pencak silat sebagai pembelajaran di madrasah dan Pondok Pesantren di Serang Banten, Sabtu (21/9/2013).
Ia mengemukakan dahulu santri yang ingin belajar pencak silat memiliki persyaratan agama yang ketat. Mereka dilarang keras melakukan kegiatan maksiat atau hal-hal yang dilarang agama, termasuk dilarang berlaku sombong. Ini menunjukkan pendidikan akhlak bagi setiap para pesilat. Karenanya, lanjut Menag, silat memiliki pendidikan akhlak yang tinggi, yang tidak ada diajarkan pada setiap beladiri dan olahraga lain saat ini.
“Disinilah pentingnya madrasah dan pesantren sebagai Pondok Pesantren pendidikan agama, menguatkan kembali pembelajaran silat,” ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, baru madrasah dan pesantren di Banten saja yang sudah diwajibkan pembelajaran silat. Namun, satu tahun ke depan pihaknya menargetkan seluruh madrasah dan pesantren sudah menjadikan silat sebagai pembelajaran wajib Selanjutnya berhubungan dengan santri yang mayoritas hobbi terhadap kesenian, maka kami juga mengadakan kegiatan yang sifatnya Kesenian yakni dengan mengadakan Bela Diri, Bela Diri yang diajarkan ini adalah salah satu aliran Pagar Nusa yang diberi nama Pasopati. Dengan pengajuan angket untuk kemudian diceklist kepada santri yang berminat ternyata kegiatan ini banyak peminatnya, sehingga kegiatan digelar bersamaan dengan Program Kutubiyah diatas, Namun hanya saja kegiatan dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu.
5.         Musik Rebana (Hadrah Al Banjari)
IMG_20180730_192234Musik rebana merupakan salah satu dari sekian banyak seni tradisional yang ada di berbagai daerah Indonesia yang bernafaskan keislaman. Seni rebana mengandung nilai-nilai religius, etika, dan norma ajaran yang diduga dapat menjadi salah satu alternatif untuk membantu mengatasi krisis moral bangsa Indonesia dewasa ini. Seni rebana tidak hanya dilestarikan oleh komunitas pendukungnya di pesantren, melainkan juga telah dikembangkan menjadi seni komersial yang mampu memberikan kontribusi bagi kelangsungan hidup pendukungnya, baik secara sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Dengan kemanfaatan tersebut, maka sangatlah krusial musik rebana dipertimbangkan untuk menjadi salah satu materi pembelajarn seni di sekolah umum.
Untuk mengoptimalkan fungsi musik rebana dalam dunia pendidikan, diperlukan pemahaman yang menyeluruh. Sekurang-kurangnya mencakup pemahaman terhadap makna-makna simbolik pada musik rebana, refleksi nilai-nilai dari musikalitas, dan perumusan metode pengajaran yang efektif dan efisien serta menyenangkan bagi peserta didik. Program Rebana ini Memang sudah ada dan terlaksana di PP. Miftahul Ulum dan dari peserta PKN hanya memberikan pembinaan lebih lanjut dan pembenahan dalam kegiatan Al-Banjari ,Adapun kegiatan ini dilaksanakan 2 kali dalam satu minggu setiap malam Selasa dan Jum’at.
6.         Pembuatan Tempat Sampah, Papan Nama Pondok Pesantren, Bank Data,Struktur, Pembuatan Pagar Pasarean , Pembuatan denah Arah Pondok, pembuatan Aksara tentang Kebersihan.
Program ini adalah program yang sifatnya hanya ingin melengkapi sebagian Inventaris yang sangat dibutuhkan oleh orang banyak, baik itu inventaris pondok maupun inventaris Mushalla Maupun Kelas. 
IMG_20180815_134500Salah satu kegiatan yang kami laksanakan dalam melengkapi inventarisasi Pondok Pesantren, yaitu dengan membuat Tempat sampah untuk halaman pondok putra. Ada lagi yang menjadi program kami yaitu kami membuat Papan nama Pondok Pesantren dengan tujuan salah satunya adalah untuk memberitahukan kepada semua orang bahwa di desa Bicorong bertempat di dusun Padukoan ini ada Pondok Pesantren yang bernama Miftahul Ulum. Oleh karena itu, papan nama tersebut kami sengaja diletakkan di pinggir jalan raya.
IMG_20180818_112550Selanjutnya selain dari itu, kami membuat Aksara Tentang Kedisiplinan dan kebersiha serta Kesopanan dengan dilakukan diposko kami, hal ini merupakan salah satu kegiatan tambahan yang merujuk pada kebutuhan Pondok Pesantren serta sebagai Peringatan Pada semua santri pada khususnya.
IMG_20180803_084059Dan selanjutnya pembuatan tempat Sampah dan Sapu Lidi sebagai perlengkapan dan sarana kebersihan lingkungan PP. Miftahul Ulum agar tercipta lingkungan yang bersih dan Indah.
IMG_20180807_150409Dan juga pembuatan pagar Pasarean (Makam) Umum Masayrakat Padukoan agar masayarakat dapat membedakan mana pemakaman keluarga PP. Miftahul Ulum dan masayrakat sekitanya.

C.      Evaluasi Program
Dari program yang telah dilaksanakan tersebut, anggota PKN kelompok  X melakukan evaluasi dari berbagi eleman terkait program yang telah dilaksanakan mulai dari Kepengurusan Pesantren Maupun Lembaga, santri/ siswa, guru, kepala sekolah. Ternyata program yang kami laksanakan membuahkan hasil diantaranya mulai adanya sifat kesadaran akan lingkungan bersih, kesopanan, kedisiplinan dalam diri Santri Khususnya, Pengelola/pengurus pendidikanguru, ini ditandai dengan Kebersihan Lingkungan, meningkatnya kesopanan santri dan bagi guru sedikit menyadari akan tanggung jawabnya  serta nilai kepribadian guru sebagai pendidik sudah mulai muncul. Bagi pengurus/.pengelola Pendidikan baik pesantren maupun Lembaga mulai bermunculan dengan dimulai dari perlengkapan administrasi kelembagaan serta administrasi pesantren.
Akan tetapi ketika melakukan evaluasi pada siswa, ternyata masih ada siswa yang belum berubah. Yang menjadi tolak ukur kami adalah sikap keseharian siswa ketika sekolah ataupun  tidak yaitu  tetap seperti biasa. Evaluasi yang kami lakukan kurang begitu maksimal, ini disebabkan  waktu yang singkat yaitu hanya satu bulan.


D.      Program Pendekatan dengan Pengurus Pesantren maupun Lembaga
Disamping beberapa program tersebut, ada beberapa program yang dilakukan oleh anggota PKN kelompok X sebagai pendekatan dengan Pesantren dan Lembaga Pendidikan , adapun  program  tersebut adalah meliputi:
1.       Membersihkan lingkungan, mushalla dan halaman sekolah.
2.       Membantu mengajar PAUD, RA, MI, SMP, SMK, MD Ula, Wustho dan Ulya
3.       Membantu mengajar Al-Quran
4.       Membuat papan nama Pondok Pesantren
5.       Membuat Aksara Tentang Kebersihan, Kedisiplinan serta Motivasi semangat belajar di berbagai penjuru Pesantren dan Lembaga.
6.       Membuat Sarana Kebersihan
7.       Membuat Pagar Pasarean (Makam)
E.       Identifikasi Hasil
Dari beberapa program yang dilaksanakan berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi Pondok Pesantren Khusunya masalah santri serta Program, anggota PKN berhasil melakukan  identifikasi hasil terkait perubahan perilaku santri dan pengurus Pendidikan yang mulai membenahi bagian tata usaha yang dimulai dari pembenahan administrasi. Hal ini bisa dilihat kedisiplinan dan kesadaran yang mulai tumbuh dari santri maupun pengurus/pengelola Pendidikan Tetapi masih ada juga di setiap tingkatan belum ada perubahan yang signifikan dan seperti biasa sering tidak ada guru yang masuk, alasannya karena masih ada anggota PKN yang bisa menggantikannya. Padahal itu merupakan kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan karena ada anggota  PKN. Dan juga dengan adanya peserta PKN pengasuh sangat mengapresiasi keberadaan kami rekan PKN, karena kata beliau mampu merubah kesadaran santri, pengurus, serta masyarakat bahwa betapa pentingnya pendidikan itu.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar