BAB
V
REALISASI
DAN EVALUASI PROGRAM
A.
Perencanaan
Beberapa rencana program yang telah disusun
bersama Peserta PKN dan Pengasuh serta Dewan Pengasuh ada sekitar Delapan
program yang menjadi skala prioritas yang akan dilaksanakan, ada bermacam-macam
kategori program yang direncanakan bersama Pengasuh, Dewan Pengasuh dan peserta
PKN yang memiliki kaitan terhadap permasalahan-permasalahan dan
menjadikan program tersebut sebagai suatu solusi adapun program
yang Delapan tersebut adalah:
1.
Manajemen Pesantren dan
Lembaga.
2.
cara cepat membaca kitab kuning
3.
Tartilul Qur’an
4.
Bela Diri (Pasopati)
5.
Kaligrafi
6.
Musik Rebana (Hadrah Al Banjari)
7.
Pembuatan Tempat Sampah
Pondok, Papan Nama Pondok, Bank Data, Struktur, Pembuatan Pagar Pasarean ,
Pembuatan denah Arah Pondok, pembuatan Aksara tentang Kebersihan.
8.
Lomba Menggali Potensi Santri/Siswa
Sekaligus Pengajian Umum.
B.
Pelaksanaan
1.
Managemen
Pesantren dan Lembaga Dibawahnya
Kata manajemen pesantren berasal dari bahasa yaitu
management yang dikembangkan dari kata to manage, yang artinya mengatur atau
mengelola.
sedangkan secara Termenologis menurut Davis
(1976,hal.2) yang di kutip oleh mede pidarta terbagi kepada manajemen sebagai
peranan dan manajemen sebagai tugas, hal ini memberi jalan untuk membedakan
kedua istilah itu. Menejemen sebagai tugas ialah melaksanakan Fungsi-Fungsi
menejemen, sementara itu salah satu menejemen sebagai peranan di sebutkanperan
administrasi Eksekutif.
Peserta PKN Ke XXIII Berbasis PAR IAI Al-Kahairat
Pamekasan kelompok X Telah Mengangkat Program Manajemen Pesantren atau Lembaga,
program ini adalah program Unggulan kami yang mana program ini kami menemukan
dari hasil observasi di Pondok Pesantren Miftahul Ulum dan juga merupakan
permintaan khusus dari dewan pengasuh ingin membenahi dan melengkapi
Administrasi pesantren maupun Lembaga, dengan adanya prgram ini pihak Pondok
Pesantren sangat berapresiasi terhadap apa yang dilaksanan oleh peserta PKN
karena memang sudah sepantasnya Pondok Pesantren yang sudah agak lama berdiri
memiliki manajeman yang jelas.
2.
Cara Cepat
Baca Kitab Kuning
Sejak tumbuhnya pesantren, pengajaran kitab-kitab
klasik diberikan sebagai upaya untuk meneruskan tujuan utama pesantren yaitu
mendidik calon-calon ulama’ yang setia terhadap paham Islam tradisional. Karena
itu kitab-kitab Islam klasik merupakan bagian integral dari nilai dan paham
pesantren yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Penyebutan kitab-kitab Islam klasik di dunia pesantren
lebih populer dengan sebutan “kitab kuning”, tetapi asal usul istilah ini belum
diketahui secara pasti. Mungkin penyebutan istilah tersebut guna membatasi
dengan tahun karangan atau disebabkan warna kertas dari kitab tersebut berwarna
kuning, tetapi argumentasi ini kurang tepat sebab pada saat ini kitab-kitab
Islam klasik sudah banyak dicetak dengan kertas putih.
Kitab-kitab Islam klasik adalah kepustakaan dan
pegangan para Kyai di pesantren. Keberadaannya tidaklah dapat dipisahkan dengan
Kyai di pesantren. Kitab-kitab Islam klasik merupakan modifikasi nilai-nilai
ajaran Islam, sedangkan Kyai merupakan personifikasi dari nilai-nilai itu. Di
sisi lain keharusan Kyai di samping tumbuh disebabkan kekuatan-kekuatan mistik
yang juga karena kemampuannya menguasai kitab-kitab Islam klasik.
Dengan demikian, pengajaran kitab-kitab Islam klasik
merupakan hal utama di pesantren guna mencetak alumnus yang menguasai
pengetahuan tentang Islam bahkan diharapkan di antaranya dapat menjadi Kyai.
Maka dari itu Kmi selaku Peserta PKN Kelompok X mengadakan
program yang Sehubungan dengan salah satu hasil dari wawancara dengan Dewan
Pengasuh, yang mengatakan bahwa santri yang ada di Pondok ini masih minim
sekali pemahamannya terhadap membaca kitab kuning, maka Dalam program ini kami menghidupkan program
Baca kitab yang asalnya ini memang keinginan dewan pengasuh namun belum
terealisasi, untuk itu kami berinisiatif untuk melaksanaknnya dan program ini
diberi nama “NUBDAH” Adapun kegiatan ini
dilaksanakan mulai tanggal 01 Agusus 2018 setiap Malam saat Jam Belajar.
3.
Tartilul
Qur’an
Al-qur’an
merupakan ilmu yang wajib dipelajari dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan
menuju hidup yang sempurna. Salah satu termasuk keahlian dan kewajiban seorang
santri paham dalam membaca al-Qur’an dengan baik dan sempurna, karena sangat
miris sekali apabila alumni pondok pesantren lemah dalam membaca Al-Qur’an.
Untuk itu kami dalam sosialisasi perumusan program PKN
dengan dewan pengasuh untuk mengadakan program Baca Al-Qur’an meliputi; pemahaman
Maharijul Khuruf, Lagu-lagu tartil dan Ilmu Tajwid yang dilaksanakan setiap
selesai shalat Magrib dan dilanjutkan setelah Isya’ saat Jam Belajar sebagai
salah satu Program Peserta PKN.
4.
Bela Diri
(Pasopati)

Menteri
Agama, Suryadharma Ali mengatakan pencak silat akan menjadi bagian dari
pembelajaran wajib di madrasah dan Pondok Pesantren seluruh Indonesia dalam
satu tahun ke depan. Pasalnya, saat ini pencak silat yang merupakan unsur bela
diri tradisional bangsa tidak banyak dipelajari anak muda Indonesia dan lebih
memilih seni bela diri dari luar negeri.
“Dalam tradisi yang berkembang, pencak silat bukan
hanya mengajarkan seni dan beladiri saja, namun juga penguatan akhlak anak
didik,” ujarnya dalam acara peluncuran pencak silat sebagai pembelajaran di
madrasah dan Pondok Pesantren di Serang Banten, Sabtu (21/9/2013).
Ia mengemukakan dahulu santri yang ingin belajar
pencak silat memiliki persyaratan agama yang ketat. Mereka dilarang keras
melakukan kegiatan maksiat atau hal-hal yang dilarang agama, termasuk dilarang
berlaku sombong. Ini menunjukkan pendidikan akhlak bagi setiap para pesilat.
Karenanya, lanjut Menag, silat memiliki pendidikan akhlak yang tinggi, yang
tidak ada diajarkan pada setiap beladiri dan olahraga lain saat ini.
“Disinilah pentingnya madrasah dan pesantren sebagai Pondok Pesantren pendidikan agama, menguatkan kembali pembelajaran silat,” ujarnya.
“Disinilah pentingnya madrasah dan pesantren sebagai Pondok Pesantren pendidikan agama, menguatkan kembali pembelajaran silat,” ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, baru madrasah dan pesantren di
Banten saja yang sudah diwajibkan pembelajaran silat. Namun, satu tahun ke
depan pihaknya menargetkan seluruh madrasah dan pesantren sudah menjadikan
silat sebagai pembelajaran wajib Selanjutnya berhubungan dengan santri
yang mayoritas hobbi terhadap kesenian, maka kami juga mengadakan kegiatan yang
sifatnya Kesenian yakni dengan mengadakan Bela Diri, Bela Diri yang diajarkan
ini adalah salah satu aliran Pagar Nusa yang diberi nama Pasopati. Dengan
pengajuan angket untuk kemudian diceklist kepada santri yang berminat ternyata
kegiatan ini banyak peminatnya, sehingga kegiatan digelar bersamaan dengan
Program Kutubiyah diatas, Namun hanya saja kegiatan dilaksanakan tiga kali
dalam satu minggu.
5.
Musik Rebana
(Hadrah Al Banjari)
Musik rebana
merupakan salah satu dari sekian banyak seni tradisional yang ada di berbagai
daerah Indonesia yang bernafaskan keislaman. Seni rebana mengandung nilai-nilai
religius, etika, dan norma ajaran yang diduga dapat menjadi salah satu
alternatif untuk membantu mengatasi krisis moral bangsa Indonesia dewasa ini.
Seni rebana tidak hanya dilestarikan oleh komunitas pendukungnya di pesantren,
melainkan juga telah dikembangkan menjadi seni komersial yang mampu memberikan
kontribusi bagi kelangsungan hidup pendukungnya, baik secara sosial, politik,
ekonomi, dan budaya. Dengan kemanfaatan tersebut, maka sangatlah krusial musik
rebana dipertimbangkan untuk menjadi salah satu materi pembelajarn seni di
sekolah umum.
Untuk mengoptimalkan fungsi musik rebana dalam dunia
pendidikan, diperlukan pemahaman yang menyeluruh. Sekurang-kurangnya mencakup
pemahaman terhadap makna-makna simbolik pada musik rebana, refleksi nilai-nilai
dari musikalitas, dan perumusan metode pengajaran yang efektif dan efisien
serta menyenangkan bagi peserta didik. Program Rebana ini Memang sudah ada dan
terlaksana di PP. Miftahul Ulum dan dari peserta PKN hanya memberikan pembinaan
lebih lanjut dan pembenahan dalam kegiatan Al-Banjari ,Adapun kegiatan ini
dilaksanakan 2 kali dalam satu minggu setiap malam Selasa dan Jum’at.
6.
Pembuatan Tempat
Sampah, Papan Nama Pondok Pesantren, Bank Data,Struktur, Pembuatan Pagar
Pasarean , Pembuatan denah Arah Pondok, pembuatan Aksara tentang Kebersihan.
Program ini adalah program yang sifatnya hanya ingin
melengkapi sebagian Inventaris yang sangat dibutuhkan oleh orang banyak, baik
itu inventaris pondok maupun inventaris Mushalla Maupun Kelas.
Salah satu
kegiatan yang kami laksanakan dalam melengkapi inventarisasi Pondok Pesantren,
yaitu dengan membuat Tempat sampah untuk halaman pondok putra. Ada lagi yang
menjadi program kami yaitu kami membuat Papan nama Pondok Pesantren dengan
tujuan salah satunya adalah untuk memberitahukan kepada semua orang bahwa di
desa Bicorong bertempat di dusun Padukoan ini ada Pondok Pesantren yang bernama
Miftahul Ulum. Oleh karena itu, papan nama tersebut kami sengaja diletakkan di
pinggir jalan raya.
Selanjutnya
selain dari itu, kami membuat Aksara Tentang Kedisiplinan dan kebersiha serta
Kesopanan dengan dilakukan diposko kami, hal ini merupakan salah satu kegiatan
tambahan yang merujuk pada kebutuhan Pondok Pesantren serta sebagai Peringatan
Pada semua santri pada khususnya.
Dan
selanjutnya pembuatan tempat Sampah dan Sapu Lidi sebagai perlengkapan dan
sarana kebersihan lingkungan PP. Miftahul Ulum agar tercipta lingkungan yang
bersih dan Indah.
Dan juga
pembuatan pagar Pasarean (Makam) Umum Masayrakat Padukoan agar masayarakat
dapat membedakan mana pemakaman keluarga PP. Miftahul Ulum dan masayrakat
sekitanya.
C.
Evaluasi
Program
Dari program yang telah dilaksanakan
tersebut, anggota PKN kelompok X
melakukan evaluasi dari berbagi eleman terkait program yang telah dilaksanakan
mulai dari Kepengurusan Pesantren Maupun Lembaga, santri/ siswa, guru, kepala
sekolah. Ternyata program yang kami laksanakan membuahkan hasil diantaranya
mulai adanya sifat kesadaran akan lingkungan bersih, kesopanan, kedisiplinan
dalam diri Santri Khususnya, Pengelola/pengurus pendidikanguru, ini ditandai
dengan Kebersihan Lingkungan, meningkatnya kesopanan santri dan bagi guru
sedikit menyadari akan tanggung jawabnya
serta nilai kepribadian guru sebagai pendidik sudah mulai muncul. Bagi
pengurus/.pengelola Pendidikan baik pesantren maupun Lembaga mulai bermunculan
dengan dimulai dari perlengkapan administrasi kelembagaan serta administrasi
pesantren.
Akan tetapi ketika melakukan
evaluasi pada siswa, ternyata masih ada siswa yang belum berubah. Yang menjadi
tolak ukur kami adalah sikap keseharian siswa ketika sekolah ataupun tidak yaitu
tetap seperti biasa. Evaluasi yang kami lakukan kurang begitu maksimal,
ini disebabkan waktu yang singkat yaitu
hanya satu bulan.
D. Program Pendekatan dengan Pengurus Pesantren maupun Lembaga
Disamping beberapa program tersebut,
ada beberapa program yang dilakukan oleh anggota PKN kelompok X sebagai
pendekatan dengan Pesantren dan Lembaga Pendidikan , adapun program
tersebut adalah meliputi:
1. Membersihkan
lingkungan, mushalla dan halaman sekolah.
2. Membantu
mengajar PAUD, RA, MI, SMP, SMK, MD Ula, Wustho dan Ulya
3. Membantu
mengajar Al-Quran
4. Membuat
papan nama Pondok Pesantren
5. Membuat
Aksara Tentang Kebersihan, Kedisiplinan serta Motivasi semangat belajar di
berbagai penjuru Pesantren dan Lembaga.
6. Membuat
Sarana Kebersihan
7. Membuat
Pagar Pasarean (Makam)
E.
Identifikasi
Hasil
Dari beberapa program yang
dilaksanakan berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi Pondok
Pesantren Khusunya masalah santri serta Program, anggota PKN berhasil
melakukan identifikasi hasil terkait
perubahan perilaku santri dan pengurus Pendidikan yang mulai membenahi bagian
tata usaha yang dimulai dari pembenahan administrasi. Hal ini bisa dilihat kedisiplinan
dan kesadaran yang mulai tumbuh dari santri maupun pengurus/pengelola
Pendidikan Tetapi masih ada juga di setiap tingkatan belum ada perubahan yang
signifikan dan seperti biasa sering tidak ada guru yang masuk, alasannya karena
masih ada anggota PKN yang bisa menggantikannya. Padahal itu merupakan
kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan karena ada anggota PKN. Dan juga dengan adanya peserta PKN
pengasuh sangat mengapresiasi keberadaan kami rekan PKN, karena kata beliau
mampu merubah kesadaran santri, pengurus, serta masyarakat bahwa betapa
pentingnya pendidikan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar