Jumat, 07 September 2018

BAB IV. LAPORAN AKHIR PKN XXIII POSKO X 2018


BAB IV
IDENTIFIKASI, POTENSI
DAN KENDALA-KENDALA
A.      Identifikasi Masalah dan Prosesnya
Adapun masalah-masalah yang ada di PP. Al-Muarraf sangat begitu kompleks. Salah satunya adalah kurang tertatanya Manajemen kepesantrenan, sehingga secara subtansial apabila manajemennya kurang baik, maka semua kegiatan terbengkali. Salah satu contoh masalah adiministrasi Pondok Pesantren, di Pondok Pesantren maupun Lembaga yang berada dibawah naungannya ini juga demikian.
Akan tetapi sebelum membahas lebih jauh tentang masalah yang ada di PP. Miftahul Ulum ini, alangkah lebih baiknya, jika kita harus mengetahui bagaimana masalah-masalah yang harus diidentifikasi. Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan identifikasi masalah tersebut melalui:
1.    Observasi
20180728_145630Langkah awal yang peserta PKN Berbasis PAR lakukan adalah dengan melakukan observasi secara langsung di lapangan. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui pola kepesantrenan baik Manajemen Kepesantrenan maupun pola kegiatan santri sehari-hari.
IMG_20180813_100106Dari hasil observasi inilah kami mendapatkan beberapa data tentang kondisi dan problematika Pondok Pesantren ini, serta bagaimana pola kegiatan santri dalam sehari-harinya, sehingga kesimpulan umum sementara  yang kami dapat adalah meliputi:
a.         Pondok Pesantren Miftahul memiliki beberapa jenjang Pendidikan diantaranya PAUD, MI, SMP, SMK, MD ULA, WUSTHO dan ULYA Serta Pondok Pesantren yang mampu menampung para siswa/santri dan bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar, meskipun masih banyak dikalangan masyarakat yang masih belum sadar akan pentingnya suatu pendidikan. Namun hal ini tentunya telah menjadi satu point emas, sehingga tidak salah dengan adanya Pondok Pesantren ini telah membawa keharuman masyarakat sekitar.
b.        Kurang tertatanya manajemen pesantren maupun Kelembagaan yang berada dibawah Naungan Pondok Pesantren, ini menimbulkan kurang baiknya administrasi pesantren dan segala kegiatan yang ada di Pondok Pesantren, seperti kegiatan ubudiyah, kegiatan Belajar Mengajar dan lain-lain.
c.         Dalam pola kegiatan santri Pondok Pesantren memiliki integritas yang sangat minim dan kurang semangatnya santri untuk membaca buku atau kitab. Hal ini dapat dilihat karena terbatasnya fasilitas Pondok Pesantren, dan kurang termotivasinya dari berbagai elemen baik dari senioritas maupun dari pihak orang tua
d.        Kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari kekompakan santri sehari-hari, dengan adanya penjadwalan piket kebersihan setiap hari (setelah Asyar) dan Jadwal Piket Mingguan setiap Hari Minggu Pagi.
2.    Wawancara
IMG_20180816_083745IMG_20180818_083157Dari hasil observasi tersebut kemudian kami lanjutkan dengan  melakukan wawancara langsung bersama Dewan Pengasuh yang memang penanggung Jawab segala program yang ada untuk mengetahui persoalan-persoalan yang ada di Pondok Pesantren secara mendetail. Sedangkan wawancara kami lakukan, baik secara formal ( Langsung Sosialisasi dengan Dewan Pengasuh ) ataupun non formal (dilakukan ketika kumpul dengan santri sambil minum kopi dan lain sebagainya). Dari beberapa hasil wawacara tersebut kami mendapatkan beberapa data tentang beberapa persoalan yang ada di Pondok Pesantren ini. Secara umum masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut meliputi:
a.         Kurangnya Kesadaran Akan pentingnya pendidikan
Santri yang Berada Di Pondok Pesantren An-Nidhamiyah Ini Masih Sangat minim Akan pentingnya Pendidikan Sehingga Para Santri Lebih Mementingkan Kesenian-Kesenian Yang Ada. Sehingga tak pernah berfikir Bahwa Pendidikan Itu Sangatlah Penting untuk Masa Depan yang Akan Di jalani.
b.        Kurang Tertatanya Managemen Pendidikan
Di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Ini untuk Menejemen pesantren sangatlah Minim. Di karenakan Pengurus Yang Ada Di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Ini Kurang Menyadari Terhadap Job yang di pegang. Penyebabnya tidak lain Kerena Pengurus Yang Ada Tidak Ada Pelantikan Secara Resmi. Akibatnya Pengurus tersebut kurang Begitu Paham Terhadap Jobnya. Sehingga tidak tertatalah menejemen pesantren secara Rapi.
c.         Kurang Termotivasinya Santri Untuk Membaca
Karena sudah tertera di poin Nomor dua ataupun sudah tidak tertatanya menejemen pesantren. Maka otomatis juga Tidak Ada pengurus Yang Mengontrol Santri Untuk Membaca ataupun Belajar. Kalau menunggu kemauan dari santri untuk membaca ataupun belajar, sangatlah sulit tanpa ada pantauan Dari pengurus Yang Bertugas.
B.       Identifikasi Potensi
Walaupun ada permasalahan yang sering dihadapi oleh Pondok Pesantren ini  dan minimnya Motivasi serta kurang tertatanya Manajemen Pesantren, Pondok Pesantren ini juga memiliki  beberapa potensi yang dimanfaatkan oleh santri meliputi:
1.    Potensi Kesenian Dan Olahraga
a.    Futsal/Bola
Olahraga Futsal/Boal ini juga banyak di gemari oleh para santriwan sehingga para santri untuk Kesenian Futsal ini Latihannya setiap Sore. Dari saking Senengnya dan karena adanya lapangan/Lahan yang Memadai.
b.   IMG_20180730_192226Musik Rebana Al-Banjari
Kesenian yang Ini Bisa Juga di katakan banyak penggemarnya karena berkenaan dengan undangan yang selalu menunngu maka, para santri jadi semangat untuk selalu latihan setiap ba’da Isya’ pada Malam Selasa. Dan untuk ini Pengasuh juga sangat merespon positif dengan Kegiatan ini karena bisa selalu di iringi dengan shalawat yang indah.
2.    Potensi Pendidikan
a.      Paud
b.      RA
c.       MI
d.      SMP
e.       SMK
f.       MD Ula, Wustho dan Ulya
Dari beberapa potensi di atas, dapat dilakukan analisa jika potensi tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal dan didukung oleh skill manajerial yang bagus dari pihak Pondok Pesantren dan tidak menutup kemungkinan problematika Pondok Pesantren bisa di atasi dengan cepat.
C.    Identifikasi Kendala
1.      Kendala Kesenian dan Olahraga
a.       Dari kegiatan Futsal yang menjadi kendala pada santri yaitu kurang baiknya fasilitas lapangan.
b.      Dari Musik Rebana yang menjadi salah satu kendala pada potensi santri yaitu dengan kurang lengkapnya alat-alat yang biasa digunakan untuk Musik Rebana.
2.      Kendala Lembaga Pendidikan
a.       Pada Pendidika Anak Usia Dini (PAUD) ini yang sangat menjadi penghambat pada perubahan yang signifikan adalah dengan kurangnya lokal yang bisa memadai untuk anak usia dini, karena Lokan yang dipakai sat ini masih tergabung satu Lokal dengan Jenjang Pendidikan RA.
3.       Pada Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) ini adalah masih minimnya tenaga pendidik dan kependidikan yang lulus Strata Satu, sehingga ada kalanya masih kesulitan untuk memecahkan masalah yang timbul dari peserta didik.
4.       Pada pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini yang menjadi suatu kendala pada potensi yang ada didalamnya adalah masih banyaknya tenaga pendidik yang tidak sesuai dengan frofesi yang diampuh atau tidak linier.
5.      Dari Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) yang menjadi salah satu kendala pada potensi yang ada adalah kurangnya sarana pendukung terhadap jurusan yang ada di SMK, kurang liniernya tenaga pendidik dan kependikan yang diampuh pada mata pelajaran sehingga masih banyak yang merasa kesulitan dalam menghadapi masalah-masalah yang ada di mata pelajaran masing-masing, dan kurangnya pemantapan terlebih dahulu terhadap materi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sehingga banyak sekali peserta didik yang merasa sulit untuk menanggapi materi yang disampaikan dengan cerna.
Dari semua kendala-kendala yang terjadi dalam setiap tahapan diatas yang terpenting dalam masalah ini yaitu; masalah berkenaan dengan Pembiayaan atau keuangan yang sangat Minim sehingga pengadaan sarana dan Prasarana Santir ataupun Masalah perlengkapan Sarana Kelembagaan sangat terhambat, dan juga berpengaruh dengan daya belajar siswa/siswi.
3.      Kendala Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan hal yang urgen bagi dalam suatu pendidikan tidak terpenuhi, sarpras merupakan salah satu penunjang dalam suskesnya pendidikan baik formal maupun Nonformal. Yang terjadi pada PP. Miftahul Ulum ini sangat terbatasnya sarana perlengkapan belajar santri/siswa. Dikarenakan pembiayaan yang kurang memadai.
4.      Kendala Internal (Dari Anggota PKN)
a.       Menejemen waktu tiap-tiap anggota PKN yang berbeda
b.      Minimya skill mahasiswa dalam melakuakan sosialisai, baik dengan siswa atau guru.
c.       Sebagian mahasiswa belum maksimal memahami konsep Participatory, Action dan Research (PAR).
d.      Masih tingginya sifat egoisme antar anggota
5.      Kendala Eksternal (Dari Pondok Pesantren atau Lembaga Pendidikan)
a.       Terpenting Minimnya Pendanaan karena tidak adanya atau sangat sedikitnya pengembangan usaha.
b.      Beberapa Pengurus Pesantren atau Lembaga belum memahami metode yang digunakan oleh anggota PKN
c.       Minimnya komunikasi dari guru walaupun sudah didatangi ke kantor dalam artian “harus membuka bicara terus.”
e.       Kurang adanya keberanian untuk mengungkapkan suatu permasalahan
f.       Paradigma Pengurus Pondok ataupun lembaga cendrung menginginkan sesuatu yang instan, sehinggasulit untuk di ajakmelakuakan proses perubahan yang membutuhkan waktu dan kemampuan yang maksimal
g.      Ada salah satu guru yang sulit untuk diajak komunikasi
6.      Kendala Lain-lain
a.       Masih kurangnya kesadaran dan tidak adanya kekompakan masyarakat disekitar Pondok Pesantren.
b.      Waktu PKN yang singkat membuat kegiatan ini kurang maksimal
c.       Kerjasama  antara PKN dengan sebagian Pengurus yang mempunyai sifat egois sangat minim.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar