BAB
IV
IDENTIFIKASI,
POTENSI
DAN
KENDALA-KENDALA
A.
Identifikasi
Masalah dan Prosesnya
Adapun masalah-masalah yang ada di
PP. Al-Muarraf sangat begitu kompleks. Salah satunya adalah kurang tertatanya
Manajemen kepesantrenan, sehingga secara subtansial apabila manajemennya kurang
baik, maka semua kegiatan terbengkali. Salah satu contoh masalah adiministrasi
Pondok Pesantren, di Pondok Pesantren maupun Lembaga yang berada dibawah
naungannya ini juga demikian.
Akan tetapi sebelum membahas lebih
jauh tentang masalah yang ada di PP. Miftahul Ulum ini, alangkah lebih
baiknya, jika kita harus mengetahui bagaimana masalah-masalah yang harus
diidentifikasi. Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan identifikasi masalah
tersebut melalui:
1.
Observasi
Langkah awal
yang peserta PKN Berbasis PAR lakukan adalah dengan melakukan observasi secara
langsung di lapangan. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui pola
kepesantrenan baik Manajemen Kepesantrenan maupun pola kegiatan santri
sehari-hari.
Dari hasil
observasi inilah kami mendapatkan beberapa data tentang kondisi dan
problematika Pondok Pesantren ini, serta bagaimana pola kegiatan santri dalam
sehari-harinya, sehingga kesimpulan umum sementara yang kami dapat
adalah meliputi:
a.
Pondok Pesantren Miftahul memiliki
beberapa jenjang Pendidikan diantaranya PAUD, MI, SMP, SMK, MD ULA, WUSTHO dan
ULYA Serta Pondok Pesantren yang mampu menampung para siswa/santri dan bisa
bermanfaat bagi masyarakat sekitar, meskipun masih banyak dikalangan masyarakat
yang masih belum sadar akan pentingnya suatu pendidikan. Namun hal ini tentunya
telah menjadi satu point emas, sehingga tidak salah dengan adanya Pondok
Pesantren ini telah membawa keharuman masyarakat sekitar.
b.
Kurang tertatanya manajemen
pesantren maupun Kelembagaan yang berada dibawah Naungan Pondok Pesantren, ini
menimbulkan kurang baiknya administrasi pesantren dan segala kegiatan yang ada
di Pondok Pesantren, seperti kegiatan ubudiyah, kegiatan Belajar Mengajar dan
lain-lain.
c.
Dalam pola kegiatan santri Pondok
Pesantren memiliki integritas yang sangat minim dan kurang semangatnya santri
untuk membaca buku atau kitab. Hal ini dapat dilihat karena terbatasnya
fasilitas Pondok Pesantren, dan kurang termotivasinya dari berbagai elemen baik
dari senioritas maupun dari pihak orang tua
d.
Kepedulian terhadap kebersihan
lingkungan sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari kekompakan santri
sehari-hari, dengan adanya penjadwalan piket kebersihan setiap hari (setelah
Asyar) dan Jadwal Piket Mingguan setiap Hari Minggu Pagi.
2.
Wawancara

Dari hasil
observasi tersebut kemudian kami lanjutkan dengan melakukan
wawancara langsung bersama Dewan Pengasuh yang memang penanggung Jawab segala
program yang ada untuk mengetahui persoalan-persoalan yang ada di Pondok
Pesantren secara mendetail. Sedangkan wawancara kami lakukan, baik secara
formal ( Langsung Sosialisasi dengan Dewan Pengasuh ) ataupun non formal
(dilakukan ketika kumpul dengan santri sambil minum kopi dan lain sebagainya).
Dari beberapa hasil wawacara tersebut kami mendapatkan beberapa data tentang
beberapa persoalan yang ada di Pondok Pesantren ini. Secara umum
masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut meliputi:
a.
Kurangnya
Kesadaran Akan pentingnya pendidikan
Santri yang Berada Di Pondok
Pesantren An-Nidhamiyah Ini Masih Sangat minim Akan pentingnya Pendidikan
Sehingga Para Santri Lebih Mementingkan Kesenian-Kesenian Yang Ada. Sehingga
tak pernah berfikir Bahwa Pendidikan Itu Sangatlah Penting untuk Masa Depan
yang Akan Di jalani.
b.
Kurang
Tertatanya Managemen Pendidikan
Di Pondok Pesantren Miftahul Ulum
Ini untuk Menejemen pesantren sangatlah Minim. Di karenakan Pengurus Yang Ada
Di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Ini Kurang Menyadari Terhadap Job yang di
pegang. Penyebabnya tidak lain Kerena Pengurus Yang Ada Tidak Ada Pelantikan
Secara Resmi. Akibatnya Pengurus tersebut kurang Begitu Paham Terhadap Jobnya.
Sehingga tidak tertatalah menejemen pesantren secara Rapi.
c.
Kurang
Termotivasinya Santri Untuk Membaca
Karena sudah tertera di poin Nomor
dua ataupun sudah tidak tertatanya menejemen pesantren. Maka otomatis juga
Tidak Ada pengurus Yang Mengontrol Santri Untuk Membaca ataupun Belajar. Kalau
menunggu kemauan dari santri untuk membaca ataupun belajar, sangatlah sulit
tanpa ada pantauan Dari pengurus Yang Bertugas.
B.
Identifikasi
Potensi
Walaupun ada permasalahan yang
sering dihadapi oleh Pondok Pesantren ini dan minimnya Motivasi
serta kurang tertatanya Manajemen Pesantren, Pondok Pesantren ini juga
memiliki beberapa potensi yang dimanfaatkan oleh santri meliputi:
1.
Potensi
Kesenian Dan Olahraga
a.
Futsal/Bola
Olahraga
Futsal/Boal ini juga banyak di gemari oleh para santriwan sehingga para santri
untuk Kesenian Futsal ini Latihannya setiap Sore. Dari saking Senengnya dan
karena adanya lapangan/Lahan yang Memadai.
b.
Musik
Rebana Al-Banjari
Musik
Rebana Al-Banjari
Kesenian
yang Ini Bisa Juga di katakan banyak penggemarnya karena berkenaan dengan
undangan yang selalu menunngu maka, para santri jadi semangat untuk selalu
latihan setiap ba’da Isya’ pada Malam Selasa. Dan untuk ini Pengasuh juga
sangat merespon positif dengan Kegiatan ini karena bisa selalu di iringi dengan
shalawat yang indah.
2.
Potensi
Pendidikan
a.
Paud
b.
RA
c.
MI
d.
SMP
e.
SMK
f.
MD Ula, Wustho dan Ulya
Dari
beberapa potensi di atas, dapat dilakukan analisa jika potensi tersebut bisa
dimanfaatkan secara maksimal dan didukung oleh skill manajerial yang bagus dari
pihak Pondok Pesantren dan tidak menutup kemungkinan problematika Pondok
Pesantren bisa di atasi dengan cepat.
C.
Identifikasi
Kendala
1.
Kendala
Kesenian dan Olahraga
a. Dari
kegiatan Futsal yang menjadi kendala pada santri yaitu kurang baiknya fasilitas
lapangan.
b. Dari Musik
Rebana yang menjadi salah satu kendala pada potensi santri yaitu dengan kurang
lengkapnya alat-alat yang biasa digunakan untuk Musik Rebana.
2.
Kendala
Lembaga Pendidikan
a. Pada
Pendidika Anak Usia Dini (PAUD) ini yang sangat menjadi penghambat pada
perubahan yang signifikan adalah dengan kurangnya lokal yang bisa memadai untuk
anak usia dini, karena Lokan yang dipakai sat ini masih tergabung satu Lokal
dengan Jenjang Pendidikan RA.
3. Pada
Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) ini adalah masih minimnya tenaga pendidik
dan kependidikan yang lulus Strata Satu, sehingga ada kalanya masih kesulitan
untuk memecahkan masalah yang timbul dari peserta didik.
4. Pada
pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini yang menjadi suatu kendala pada
potensi yang ada didalamnya adalah masih banyaknya tenaga pendidik yang tidak
sesuai dengan frofesi yang diampuh atau tidak linier.
5.
Dari Pendidikan Menengah Kejuruan
(SMK) yang menjadi salah satu kendala pada potensi yang ada adalah kurangnya
sarana pendukung terhadap jurusan yang ada di SMK, kurang liniernya tenaga
pendidik dan kependikan yang diampuh pada mata pelajaran sehingga masih banyak
yang merasa kesulitan dalam menghadapi masalah-masalah yang ada di mata
pelajaran masing-masing, dan kurangnya pemantapan terlebih dahulu terhadap
materi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sehingga banyak sekali
peserta didik yang merasa sulit untuk menanggapi materi yang disampaikan dengan
cerna.
Dari semua
kendala-kendala yang terjadi dalam setiap tahapan diatas yang terpenting dalam
masalah ini yaitu; masalah berkenaan dengan Pembiayaan atau keuangan yang
sangat Minim sehingga pengadaan sarana dan Prasarana Santir ataupun Masalah
perlengkapan Sarana Kelembagaan sangat terhambat, dan juga berpengaruh dengan
daya belajar siswa/siswi.
3. Kendala Sarana dan Prasarana
Sarana dan
prasarana merupakan hal yang urgen bagi dalam suatu pendidikan tidak terpenuhi,
sarpras merupakan salah satu penunjang dalam suskesnya pendidikan baik formal
maupun Nonformal. Yang terjadi pada PP. Miftahul Ulum ini sangat terbatasnya
sarana perlengkapan belajar santri/siswa. Dikarenakan pembiayaan yang kurang
memadai.
4.
Kendala
Internal (Dari Anggota
PKN)
a. Menejemen
waktu tiap-tiap anggota PKN yang berbeda
b. Minimya
skill mahasiswa dalam melakuakan sosialisai, baik dengan siswa atau guru.
c. Sebagian
mahasiswa belum maksimal memahami konsep Participatory,
Action dan Research (PAR).
d. Masih
tingginya sifat egoisme antar anggota
5.
Kendala
Eksternal (Dari Pondok Pesantren atau Lembaga Pendidikan)
a.
Terpenting Minimnya Pendanaan karena
tidak adanya atau sangat sedikitnya pengembangan usaha.
b.
Beberapa Pengurus Pesantren atau
Lembaga belum memahami metode yang digunakan oleh anggota PKN
c.
Minimnya komunikasi dari guru
walaupun sudah didatangi ke kantor dalam artian “harus membuka bicara terus.”
e.
Kurang adanya keberanian untuk
mengungkapkan suatu permasalahan
f.
Paradigma Pengurus Pondok ataupun
lembaga cendrung menginginkan sesuatu yang instan, sehinggasulit untuk di
ajakmelakuakan proses perubahan yang membutuhkan waktu dan kemampuan yang
maksimal
g.
Ada salah satu guru yang sulit untuk
diajak komunikasi
6. Kendala Lain-lain
a.
Masih kurangnya kesadaran dan tidak
adanya kekompakan masyarakat disekitar Pondok Pesantren.
b.
Waktu PKN yang singkat membuat
kegiatan ini kurang maksimal
c.
Kerjasama antara PKN dengan sebagian Pengurus yang
mempunyai sifat egois sangat minim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar