Jumat, 07 September 2018

BAB II. LAPORAN AKHIR PKN XXIII POSKO X 2018


BAB II
PROSES PENERAPAN
PARTICIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)

A.        Proses Perkenalan dengan Warga Pondok Pesantren
FB_IMG_1532880796209IMG_20180729_064511Sebagaimana lazimnya orang yang masuk di Daerah orang lain tentu banyak hal yang harus dilakukan. Kemudian langkah awal untuk mengenali Masyarakat tersebut dituntut untuk melakukan observasi secara keseluruhan. Siapapun yang datang berkunjung sekaligus menetap ke tempat masyarakat lain sangatlah penting melakukan proses perkenalan, karena kami berada dilingkungan Pondok Pesantren maka langkah awal kami mengenali seluruh civitas Pondok Pesantren, dan dimana kami sebagai peserta Perkuliahan Kerja Nyata (PKN), untuk membicarakan duduk persoalan tentang apa maksud dan tujuan kedatangan anggota PKN ke Pondok Pesantren Miftahul Ulum Padukoan, kemudian kami kemas kedalam bentuk rill seperti melakukan perkenalan dengan masyarakat  sekitar.
Disini kami disambut baik oleh pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Padukoan beserta para dewan  pengasuh yang di antaranya RKH. Ali Mufti dan  Ustad Kholik. Dalam sambutannya ada banyak hal yang disampaikan oleh beliau tentang kondisi Pondok Pesantren dan Keadaan Lembaga serta kondisi masyarakat sekitar. Beliau mengatakan bahwa Kami sangat bersyukur, Pondok Pesantren kami yang jauh dari jangkauan orang-orang dan bertempat di pedalaman serta sangat terpencil ini, kali ini sudah terjangkau Peserta PKN yang mau melaksanakan PKN di Pondok Pesantren ini, dimana sebelumnya tidak pernah ada peserta PKN di Pondok Kami ini.                        
Kemudian pesan beliau yang di sampaikan kepada kami sebagai anggota PKN Perdana Di Pondok Pesantren salah satunya adalah jagalah nama baik Pondok Pesantren serta nama baik Institut Agama Islam (IAI) yang mengutus kami. Dan beliau juga berpesan tunjukanlah dirimu sebagai orang- orang yang memberikan amanah terhadap orang yang belum mengenal peradaban pendidikan dan berhati-hatilah, jangan sampai masyarakat lain tersinggung dengan metode da’wah yang kita sampaikan. Kemudian kami mengharap dengan kedatangan kalian ini mampu membawa perubahan terhadap Pondok Pesantren kami, Khususnya masalah yang berhubungan dengan moral tingkah laku santri kami, dan yang terakhir, karena Mayoritas kalian ini dari Prodi Managemen Pendidikan Islam (MPI) yang tentunya mampu mengurai dan mengelola Kelembagaan, maka kami mengahrap lembaga kami mulai dari PAUD, RA, MI, SMP, SMK, MD (ULA, WUSTHO,  DAN ULYA) yang sangat jauh dari kesempurnaan baik dari sarana dan Prasarana serta Bagian Tata Usaha Khususnya, kalian dapat menyalurkan Ilmu-Ilmu serta Aspirasi yang kalian miliki.
Setelah melakukan perkenalan dengan pihak penngasuh dan dewan pengasuh, kami membagi kelompok kami menjadi 3 bagian (devisi) yakni, Divisi 1 sosialisasi dengan masyarakat atau silaturrahmi ke rumah masyarakat, Devisi 2 Interview atau silaturrahmi ke sebagian anggota dewan guru di PP. Miftahul Ulum,  devisi 3 melihat kondisi kelembagaan dan menganalisa potensi yang ada. Tindakan dan langkah yang dilakukan 3 divisi di kelompok kami untuk mengambil sampel dalam penilitian kami adalah:
1.      Masyarakat
IMG_20180803_055649IMG_20180803_062556 Langkah pertama yang kami lakukan adalah melakukan perkenalan dengan masyarakat “Bapak. Kholik” salah satu Pengurus Kelembagaan bagian Tata Usaha dan  “bapak Ali” sebagai kepala sekolah SMK Al-Muarraf PP. Miftahul Ulum”, dimana dalam pertemuan atau silaturrahmi tersebut banyak hal yang di ceritakan mengenai kondisi Pendidikan  Kelembagaan serta keadaan Lembaga PP. Miftahul Ulum Padukoan Bicorong Pakong Pamekasan. Dimana isi dari dialog tersebut salah satunya adalah, Harapan kepada kami sebagai Peserta PKN, membantu membenahi kekurangan serta memberikan Sumbangsih ide dan pemikiran pada lembaga kami khususnya bagian Tata Kelola Lembaga PP. Miftahul Ulum ini.
2.       Pengasuh Yayasan Al-Muarraf PP. Miftahul Ulum
 Disini merupakan salah satu langkah kami sebagai peserta PKN berbasis PAR untuk melakukan silahturahmi. Dengan alsan kami bertempat di Pondok Pesantren ,dalam pertemuan ini kami kemas dengan Pembukan dan perumusan Program PKN yang mana Program tersebut sudah kami Rumuskan dalam Rapat Interna Peserta PKN ,untuk mengawali Pelaksanaan PKN diisi dengan Tawassul kepada para auliya’ dan  Guru- Guru serta masyarakat sekitar.  Sebagaimana Pengasuh PP. Miftahul Ulum merupakan orang yang di anggap yang paling utama, karena beliau Pemimpin Pondo Pesantren ini.
Kemudian kamipun memperkenalkan satu persatu di antara  kami dan beliaupun memberikan beberapa masukan yang salah satunya adalah “mari kita kerjasama untuk menjaga nama baik Perguruan Tinggi yang mengutus Kalian serta Almamater pondok Pesantren ini dan marilah kita bersama sama dalam menata menyukseskan Pelaksanaan Peserta PKN Al-Khairat ini secara maksimal serta mendapat Barokah dan Ridho Allah. Amin”
B.        Proses Pemahaman dan Inkulturasi
PAR memiliki tiga arti penting yang saling berkaitan antara satu sama lain yang kemudian diartikan kedalam Partisipasi, Aksi dan Riset. Dalam hal ini ketika melakukan riset atau hasil penelitian harus ditindak lanjuti dengan bentuk nyata atau kedalam bentuk aksi. Proses melakukan perubahan sosial tersebut, masyarakat / warga terkait harus dilibatkan karena disinilah objek untuk melakukan perubahan sosial. Disini merupakan letak partisipasi masyarakat untuk memecahkan persoalan yang terjadi sehingga lahir perubahan pola pikir ditengah-tengah masyarakat. Langkah awal sebelum melakukan perubahan sosial, perlu sekali mengenali dan memahami kondisi Pondok Pesantren serta lembaga yang berada dibawah naungannya baik yang Intern atau Eksternal. Langkah yang kami lakukan untuk mengenali kondisi tersebut adalah:

1.       Observasi
Observasi merupakan suatu metode pengamatan dimana  tahap ini merupakan tahapan yang paling urgen, karena untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi yang ada. Disini observasi yang diambil adalah secara langsung maupun tidak langsung. Observasi langsung seperti keterlibatan dalam mengikuti musyawarah, Tahlillan/Istiqasah, Sholat berjemaah dan acara-acara lainnya.
Mahasiswa secara langsung ikut serta menjadi mediator dalam membangun ide-ide kreatif, sarana komunikasi dan lain-lain. Sedangkan dalam observasi tidak langsung mahasiswa peserta PKN Berbasis PAR hanya melakukan pengamatan dari luar dan tidak melakukan kegiatan langsung dalam proses kegiatan Pondok maupun kelembagaannya dalam melakukan kegiatan keseharian dan berbagai aktivitas lainya.
Observasi ini dilakukan oleh kelompok X PKN Berbasis PAR saat pertama kali datang di Yayasan Al-Muarraf PP. Miftahul Ulum Padukoan pada minggu pertama kami hadir. Hal ini di lakukan dalam rangka membina hubungan antara kami dengan pengasuh dan dewan pengurus serta para santri dan siswa, serta mengambil beberapa informasi yang berkaitan dengan kondisi lingkungan setempat. Dari data yang kami peroleh, kemudian kami rembuk kembali dalam satu musyawarah kelompok dalam forum-forum evaluasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami secara umum kondisi Pondok Pesantren dan kelembagaan serta menganalisa apa saja yang harus kami lakukan.
Kesimpulan yang kami ambil dari data ini belum final, dan kami perlu mengadakan observasi kembali untuk mengukuhkan kesimpulan yang kami ambil dengan melakukan musyawarah lanjutan dewan-dewan pengurus lain yang masih belum kami datangi. Setelah data itu di peroleh tentang seluk beluk Pondok Pesantren serta keadaan lembaga yang ada dibawah naugan pondok tersebut, barulah data tersebut kami exsplor kepada dewan pengasuh untuk memusawarahkan dengan peserta PKN mengenai hasil observasi kami. Proses pengambilan data tidak dengan cara top down, akan tetapi proses eklsplorasi data tersebut kami lakukan dengan mengajak Keperngurusan yang ada untuk berdiskusi dan mencari solusi permasalahan yang mereka hadapi, barulah menentukan skala prioritas persoalan yang paling mendesak untuk secepatnya antisipasi. 
2.       Membangun Komonitas  
Komonitas merupakan kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagai lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan, keinginan dan tujuan yang sama. Selaku pendatang baru yang baru akan memulai sebuah komonitas dan menyatukan tujuan yang awalnya berbeda menjadi sebuah tujuan yang sama maka banyak hal yang sejatinya harus di perhatikan oleh peserta PKN Berbasis PAR kelompok X untuk membangun hal itu, karena banyak hal yang sejatinya tidak kami inginkan bisa saja terjadi. Meskipun dalam membangun komunitas itu kami merasa tertatih tatih. Akan tetapi, berkat usaha dan kinerja keras yang dilakukan teman-teman PKN kelompok X bisa dikatakan kami sukses membangun komonitas di PP. Miftahul Ulum yang menaungi kami.
Dalam hal membangun komonitas banyak hal yang dilakukan teman-teman PKN Berbasis PAR kelompok X salah satunya mengintensfitaskan silaturarrahmi dengan masyrakat sekitar, seringnya berkonsultasi dengan dewan pengasuh untuk membiacarakan agenda atau hal-hal yang yang bersangkutan dengan kegiatan PKN, serta menjadi mediasi bagi siswa yang membutuhkan bimbingan belajar dan menciptakan dan menghidupkan kembali Program Pondok yang belum terealisasi.
3.       Membangu Trus ( Kepercayaan)
Langkah strategis untuk membangun kesadaran sosial kemasyarakatan serta kepengurusan Pondok Pesantren maupun Lembaga supaya terwujudnya lembaga pendidikan dibawah naugan Pondok Pesanren yang memang betul-betul berbasis Islami serta masyarakat yang mandiri, peserta PKN Berbasis PAR kelompok X bertindak sebagai mediator dalam proses perubahan yang diinginkan. Disini kami membangun komunitas-komunitas kecil. Kebetulan kami melihat kondisi musholla sebagai tempat ibadah yang mengharuskan semua siswa/santri berinteraksi dan sebagai tempat Belajar serta lapisan masyarakat pada umumnya untuk melakukan ibadah bersama. Khusunya karena berada di lingkungan Pondok. Untuk meningkatkan kesadaran para santri untuk menyadari hal tersebut.
Proses pembentukan komunitas ini dilakukan melalui forum, hal utama yang kami lakukan adalah membicarakan dengan teman teman PKN hal apa yang akan kita lakukan untuk mengatasi permasalahan dari sampel yang sudah kita miliki, kemudian disini kami berdiskusi mengenai permasalahan yang terjadi serta langkah kongkrit yang akan kami lakukan dalam mengatasi hal tersebut.
Dari beberapa permasalahan yang kami dapat dari hasil observasi ada suatu hal yang cukup menyita perhatian kami selaku anggota PKN yang berbasis pendidikan yakni, Kesemangatan dan Moral para santri yang miris, sedangkan basis dari pada lembaga pendidikan tersebut merupakan pesantren, banyak guru yang lupa akan tanggung jawabnya dan lebih mementingkan masalah materi.
Pertama kali kami datang ke PP. Miftahul Ulum ini,  yang mana disini merupakan lokasi pengabdian kami terhadap lembaga pendidikan khusunya dan masyarakat pada umumnya. Tidak bisa dipungkiri ketika kami bersosialisasi dengan masyarakat ternyata hampir semua lapisan masyarakat beranggapan bahwa kedatangan peserta PKN dengan membawa proyek. Mungkin karena minim pengetahuan dalam dunia pendidikan atau di pengaruhi oleh sebagian pakar politik  yang begis akhirnya dapat meracuni pemikiran masyarakat. Inilah anggapan yang  harus di cegah dan di benahi sebab dapat mengahancurkan kepercayaan dalam dunia ilmu pengetahuan dan kemanjuan Lembaga Pendidikan serta Masyarakat sekitar.
Disini masyarakat masih kuat beranggapan bahwa kedatangan peserta PKN dengan membawa finansial yang banyak dalam membangun program disegala bidang. Pada dasarnya kedatangan kami tidak hanya melakukan seperti yang diasumsikan oleh masyarakat selama ini. PAR memiliki tujuan yang paling urgen yaitu belajar bersama lembaga dan masyarakat dalam melakukan pemberdayaan terhadap kehidupan sosial.
Dalam proses perkenalan baik dengan dewan pengasuh ataupun dengan para santri/siswa, yang mana perkenalan terhadap santri atau siswa, kami mengambil siasat membangun program- program santri yang sebelumnya masih belum ada dan terlaksana diantanranya 1. Program Ilmu Qu’an, karena disini basisnya Pondok Pesantren sangat miris jikalau santri tidak bisa mengaplikasikan Ilmu Al-Qur’an Seperti Pemahaman Ilmu Tajwid,  bacaan – Bacaan yang baik, dan lainnya 2. Program Kaligrafi dan ada juga program lainnya, kami menyampaikan beberapa hal yakni tugas dari pada anggota PKN.
Setelah dua hari ka berada di PP. Miftahul Ulumkamipun mengundang pengasuh untuk membicarakan atau diskusi beberapa permasalahan yang kami dapatkan dari hasil observasi serta harapan pengasuh terhadap anggota PKN. Dari hasil pertemuan tersebut kamipun mendapatkan beberapan hal atau harapan yang semestinya kami lakukan dalam sekala waktu PKN dengan mendapatkan Barokah serta memaksimalkan Program yang sudah dirumuskan dan kamipun memasukan hasil dari pada pertemuan tersebut kedalam agenda kami selama PKN sebagaimana terlampir dalam agenda PKN kelompok X.

                                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar