BAB II
PROSES PENERAPAN
PARTICIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
A.
Proses Perkenalan dengan Warga Pondok Pesantren

Sebagaimana lazimnya orang yang masuk di Daerah orang lain tentu banyak hal
yang harus dilakukan. Kemudian
langkah awal untuk mengenali Masyarakat tersebut dituntut untuk melakukan observasi secara keseluruhan. Siapapun yang datang berkunjung sekaligus menetap ke tempat masyarakat lain
sangatlah penting melakukan proses perkenalan, karena kami berada dilingkungan
Pondok Pesantren maka langkah awal kami mengenali seluruh civitas Pondok
Pesantren, dan dimana kami sebagai peserta Perkuliahan
Kerja Nyata (PKN), untuk membicarakan duduk
persoalan tentang apa maksud dan tujuan kedatangan anggota PKN ke
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Padukoan, kemudian kami kemas kedalam bentuk rill seperti melakukan perkenalan dengan masyarakat sekitar.
Disini kami
disambut baik oleh pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Padukoan
beserta para dewan pengasuh yang di
antaranya RKH. Ali Mufti dan Ustad
Kholik. Dalam sambutannya ada banyak hal yang disampaikan
oleh beliau tentang kondisi Pondok Pesantren dan Keadaan Lembaga serta kondisi masyarakat sekitar. Beliau mengatakan bahwa Kami sangat
bersyukur, Pondok Pesantren kami yang jauh dari jangkauan orang-orang dan
bertempat di pedalaman serta sangat terpencil ini, kali ini sudah terjangkau
Peserta PKN yang mau melaksanakan PKN di Pondok Pesantren ini, dimana
sebelumnya tidak pernah ada peserta PKN di Pondok Kami ini.
Kemudian pesan beliau yang di sampaikan kepada kami
sebagai anggota PKN Perdana Di Pondok Pesantren salah satunya adalah
jagalah nama baik Pondok Pesantren serta nama baik Institut Agama Islam (IAI)
yang mengutus kami. Dan beliau juga berpesan tunjukanlah dirimu sebagai orang- orang yang memberikan amanah terhadap
orang yang belum mengenal peradaban pendidikan dan berhati-hatilah, jangan
sampai masyarakat lain tersinggung dengan metode da’wah yang kita sampaikan. Kemudian
kami mengharap dengan kedatangan kalian ini mampu membawa perubahan terhadap
Pondok Pesantren kami, Khususnya masalah yang berhubungan dengan moral tingkah
laku santri kami, dan yang terakhir, karena Mayoritas kalian ini dari Prodi
Managemen Pendidikan Islam (MPI) yang tentunya mampu mengurai dan mengelola
Kelembagaan, maka kami mengahrap lembaga kami mulai dari PAUD, RA, MI, SMP,
SMK, MD (ULA, WUSTHO, DAN ULYA) yang
sangat jauh dari kesempurnaan baik dari sarana dan Prasarana serta Bagian Tata
Usaha Khususnya, kalian dapat menyalurkan Ilmu-Ilmu serta Aspirasi yang kalian
miliki.
Setelah melakukan perkenalan dengan pihak penngasuh dan dewan pengasuh, kami membagi
kelompok kami menjadi 3 bagian (devisi) yakni, Divisi 1 sosialisasi dengan
masyarakat atau silaturrahmi ke rumah masyarakat, Devisi 2 Interview atau
silaturrahmi ke sebagian anggota dewan guru di PP. Miftahul Ulum, devisi 3 melihat kondisi kelembagaan dan
menganalisa potensi yang ada. Tindakan dan langkah yang dilakukan 3 divisi di kelompok kami untuk
mengambil sampel dalam penilitian kami adalah:
1.
Masyarakat

Langkah pertama yang kami lakukan adalah melakukan perkenalan dengan masyarakat “Bapak. Kholik” salah satu Pengurus
Kelembagaan bagian Tata Usaha dan “bapak
Ali” sebagai kepala sekolah SMK Al-Muarraf PP. Miftahul Ulum”, dimana dalam
pertemuan atau silaturrahmi tersebut banyak hal yang di ceritakan mengenai
kondisi Pendidikan Kelembagaan serta
keadaan Lembaga PP. Miftahul Ulum Padukoan Bicorong Pakong Pamekasan. Dimana
isi dari dialog tersebut salah satunya adalah, Harapan kepada kami sebagai
Peserta PKN, membantu membenahi kekurangan serta memberikan Sumbangsih ide dan
pemikiran pada lembaga kami khususnya bagian Tata Kelola Lembaga PP. Miftahul
Ulum ini.
2. Pengasuh
Yayasan Al-Muarraf PP. Miftahul Ulum
Disini merupakan salah satu langkah kami
sebagai peserta PKN berbasis PAR untuk melakukan silahturahmi. Dengan alsan kami bertempat di
Pondok Pesantren ,dalam pertemuan ini kami kemas dengan Pembukan dan perumusan
Program PKN yang mana Program tersebut sudah kami Rumuskan dalam Rapat Interna
Peserta PKN ,untuk mengawali Pelaksanaan PKN diisi dengan Tawassul kepada para
auliya’ dan Guru- Guru serta masyarakat
sekitar. Sebagaimana Pengasuh PP. Miftahul Ulum merupakan orang yang di anggap yang paling utama, karena beliau Pemimpin
Pondo Pesantren ini.
Kemudian kamipun memperkenalkan
satu persatu di antara kami dan
beliaupun memberikan beberapa masukan yang salah satunya adalah “mari kita
kerjasama untuk menjaga nama baik Perguruan Tinggi yang mengutus Kalian serta
Almamater pondok Pesantren ini dan marilah kita bersama sama dalam menata
menyukseskan Pelaksanaan Peserta PKN Al-Khairat ini secara maksimal serta
mendapat Barokah dan Ridho Allah. Amin”
B.
Proses Pemahaman dan
Inkulturasi
PAR memiliki
tiga arti penting yang saling berkaitan antara satu sama lain yang kemudian
diartikan kedalam Partisipasi, Aksi dan Riset. Dalam hal ini
ketika melakukan riset atau hasil penelitian harus ditindak lanjuti dengan
bentuk nyata atau kedalam bentuk aksi. Proses melakukan perubahan sosial
tersebut, masyarakat / warga terkait harus dilibatkan karena disinilah objek untuk melakukan perubahan sosial.
Disini merupakan letak partisipasi masyarakat untuk memecahkan persoalan yang
terjadi sehingga lahir perubahan pola pikir ditengah-tengah masyarakat. Langkah
awal sebelum melakukan perubahan sosial, perlu sekali mengenali dan memahami
kondisi Pondok
Pesantren serta lembaga yang berada dibawah naungannya baik yang Intern atau
Eksternal. Langkah yang kami
lakukan untuk mengenali kondisi tersebut adalah:
1. Observasi
Observasi
merupakan suatu metode pengamatan dimana
tahap ini merupakan tahapan yang paling urgen, karena untuk mengetahui
lebih jauh tentang kondisi yang ada. Disini
observasi yang diambil adalah secara langsung maupun tidak langsung. Observasi
langsung seperti keterlibatan dalam mengikuti musyawarah, Tahlillan/Istiqasah, Sholat berjemaah dan acara-acara lainnya.
Mahasiswa
secara langsung ikut serta menjadi mediator dalam membangun ide-ide kreatif,
sarana komunikasi dan lain-lain. Sedangkan dalam observasi tidak langsung
mahasiswa peserta PKN Berbasis PAR hanya
melakukan pengamatan dari luar dan tidak melakukan kegiatan langsung dalam
proses kegiatan Pondok maupun kelembagaannya dalam melakukan kegiatan keseharian dan berbagai aktivitas lainya.
Observasi ini
dilakukan oleh kelompok X PKN Berbasis PAR saat pertama kali datang di Yayasan Al-Muarraf PP. Miftahul Ulum
Padukoan pada minggu pertama kami hadir. Hal ini di lakukan dalam rangka membina hubungan antara kami dengan pengasuh dan
dewan pengurus serta para santri dan siswa, serta mengambil beberapa informasi yang berkaitan dengan kondisi
lingkungan setempat. Dari data yang kami peroleh, kemudian kami rembuk kembali
dalam satu musyawarah kelompok dalam forum-forum evaluasi. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui dan memahami secara umum kondisi Pondok
Pesantren dan kelembagaan serta menganalisa apa saja yang harus kami lakukan.
Kesimpulan yang
kami ambil dari data ini belum final, dan kami perlu mengadakan observasi
kembali untuk mengukuhkan kesimpulan yang kami ambil dengan melakukan
musyawarah lanjutan dewan-dewan pengurus lain yang masih belum kami datangi. Setelah data itu di peroleh tentang seluk beluk Pondok
Pesantren serta keadaan lembaga yang ada dibawah naugan pondok tersebut, barulah data tersebut kami exsplor kepada dewan
pengasuh untuk memusawarahkan dengan peserta PKN mengenai hasil observasi kami. Proses pengambilan data tidak dengan cara top down, akan tetapi proses
eklsplorasi data tersebut kami lakukan dengan mengajak Keperngurusan
yang ada untuk berdiskusi dan mencari
solusi permasalahan yang mereka hadapi, barulah menentukan skala prioritas persoalan yang paling mendesak untuk
secepatnya antisipasi.
2. Membangun Komonitas
Komonitas merupakan kelompok sosial
dari beberapa organisme yang berbagai lingkungan, umumnya memiliki
ketertarikan, keinginan dan tujuan yang sama. Selaku pendatang baru yang baru
akan memulai sebuah komonitas dan menyatukan tujuan yang awalnya berbeda
menjadi sebuah tujuan yang sama maka banyak hal yang sejatinya harus di
perhatikan oleh peserta PKN Berbasis PAR kelompok X untuk membangun hal itu,
karena banyak hal yang sejatinya tidak kami inginkan bisa saja terjadi.
Meskipun dalam membangun komunitas itu kami merasa tertatih tatih. Akan tetapi,
berkat usaha dan kinerja keras yang dilakukan teman-teman PKN kelompok X bisa
dikatakan kami sukses membangun komonitas di PP. Miftahul Ulum yang menaungi
kami.
Dalam hal membangun komonitas banyak
hal yang dilakukan teman-teman PKN Berbasis PAR kelompok X salah satunya
mengintensfitaskan silaturarrahmi dengan masyrakat sekitar, seringnya
berkonsultasi dengan dewan pengasuh untuk membiacarakan agenda atau hal-hal
yang yang bersangkutan dengan kegiatan PKN, serta menjadi mediasi bagi siswa
yang membutuhkan bimbingan belajar dan menciptakan dan menghidupkan kembali
Program Pondok yang belum terealisasi.
3. Membangu Trus ( Kepercayaan)
Langkah
strategis untuk membangun kesadaran sosial kemasyarakatan serta
kepengurusan Pondok Pesantren maupun Lembaga supaya terwujudnya lembaga pendidikan dibawah naugan Pondok Pesanren yang
memang betul-betul berbasis Islami serta masyarakat yang
mandiri, peserta PKN Berbasis PAR kelompok X bertindak sebagai mediator dalam proses perubahan yang diinginkan. Disini
kami membangun komunitas-komunitas kecil. Kebetulan kami
melihat kondisi musholla sebagai tempat ibadah yang mengharuskan
semua
siswa/santri berinteraksi dan sebagai tempat Belajar serta lapisan masyarakat pada umumnya untuk melakukan
ibadah
bersama. Khusunya karena berada di lingkungan Pondok. Untuk meningkatkan
kesadaran para santri untuk menyadari hal tersebut.
Proses
pembentukan komunitas ini dilakukan melalui forum, hal utama yang kami lakukan adalah
membicarakan dengan teman teman PKN hal apa yang akan kita lakukan untuk
mengatasi permasalahan dari sampel yang sudah kita miliki, kemudian disini kami berdiskusi mengenai permasalahan yang terjadi
serta langkah kongkrit yang akan kami lakukan dalam mengatasi hal tersebut.
Dari beberapa permasalahan yang kami
dapat dari hasil observasi ada suatu hal yang cukup menyita perhatian kami
selaku anggota PKN yang berbasis pendidikan yakni, Kesemangatan dan Moral para
santri yang miris, sedangkan basis dari pada lembaga pendidikan tersebut
merupakan pesantren, banyak guru yang lupa akan tanggung jawabnya dan lebih
mementingkan masalah materi.
Pertama kali
kami datang ke PP. Miftahul Ulum ini,
yang mana disini merupakan lokasi pengabdian kami terhadap lembaga
pendidikan khusunya dan masyarakat pada umumnya. Tidak bisa dipungkiri ketika kami bersosialisasi dengan masyarakat ternyata hampir semua lapisan masyarakat beranggapan bahwa kedatangan
peserta PKN dengan membawa proyek. Mungkin karena minim pengetahuan dalam dunia
pendidikan atau di pengaruhi oleh sebagian pakar politik yang begis akhirnya dapat meracuni pemikiran masyarakat. Inilah anggapan
yang harus di cegah dan di benahi sebab
dapat mengahancurkan kepercayaan dalam dunia ilmu pengetahuan dan kemanjuan Lembaga
Pendidikan serta Masyarakat sekitar.
Disini
masyarakat masih kuat beranggapan bahwa kedatangan peserta PKN dengan membawa finansial yang banyak dalam membangun program disegala bidang. Pada
dasarnya kedatangan kami tidak hanya melakukan seperti yang diasumsikan oleh
masyarakat selama ini. PAR memiliki tujuan yang paling urgen yaitu belajar
bersama lembaga dan masyarakat dalam melakukan pemberdayaan terhadap kehidupan sosial.
Dalam proses perkenalan baik dengan
dewan pengasuh ataupun dengan para santri/siswa, yang mana perkenalan terhadap
santri atau siswa, kami mengambil siasat membangun program- program santri yang
sebelumnya masih belum ada dan terlaksana diantanranya 1. Program Ilmu Qu’an,
karena disini basisnya Pondok Pesantren sangat miris jikalau santri tidak bisa
mengaplikasikan Ilmu Al-Qur’an Seperti Pemahaman Ilmu Tajwid, bacaan – Bacaan yang baik, dan lainnya 2.
Program Kaligrafi dan ada juga program lainnya, kami menyampaikan beberapa hal
yakni tugas dari pada anggota PKN.
Setelah dua hari ka berada di PP.
Miftahul Ulumkamipun mengundang pengasuh untuk membicarakan atau diskusi
beberapa permasalahan yang kami dapatkan dari hasil observasi serta harapan
pengasuh terhadap anggota PKN. Dari hasil pertemuan tersebut kamipun
mendapatkan beberapan hal atau harapan yang semestinya kami lakukan dalam
sekala waktu PKN dengan mendapatkan Barokah serta memaksimalkan Program yang
sudah dirumuskan dan kamipun memasukan hasil dari pada pertemuan tersebut
kedalam agenda kami selama PKN sebagaimana terlampir dalam agenda PKN kelompok
X.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar